Rabu, 26 September 2012

Saya Bukan Feminis

Mungkin kalian melihat dandanan saya yang seperti laki-laki. Mungkin juga kalian melihat saya merokok. Atau mungkin kalian melihat saya turun ke jalan dan berdiskusi di kampus sampai malam. Lantas, kalian menganggap kalau saya adalah seorang feminis. Memang terkadang saya lebih suka melakukan pekerjaanku sendiri daripada meminta bantuan kalian. Memang saya senang berkeliaran kesana kemari tanpa mengenal waktu. Memang saya sering mengeluarkan statement yang menolak kalau kalian melecehkan perempuan.

Tapi apakah kalian tau kalau di rumah saya juga memasak ? Apakah kalian tahu kalau di rumah saya memperlakukan adikku layaknya seorang ibu ? Apakah kalian tau kalau saya juga sering shopping dan membaca majalah mode ? Apakah kalian tau kalau terkadang saya juga ingin menangis, bersikap manja, atau bergaya layaknya seorang perempuan ? Kalian tidak tau.

Kalian langsung saja menyebutku seorang aktivis perempuan lah, pejuang kesetaraan lah, feminis lah, dan sebutan lain yang sejenisnya. Kalian seenaknya saja menilai kalau saya tidak bisa memasak dan mengurus rumah. Memangnya kalian tau apa ?

Saya tidak pernah menilai kalian dan kami itu sama. Kita beda. Setara belum tentu harus sama kan ? Sampai hari ini, saya masih menganggap kalau seorang perempuan memang layaknya di dapur. Mengurus suami dan anak adalah sebuah kemuliaan. Bukan penindasan. Tak perlu memperbaiki genteng dan bekerja di luar untuk membuat seorang perempuan terlihat keren. Kolot ? Biar saja.

Apakah salah kalau saya ingin bisa melakukan keduanya ? Apakah salah kalau saya ingin bisa diluar dan bisa di rumah ?

Jadi, tolong berhenti mencela kalau saya ke kampus memakai rok. Tolong jangan mengejek saya tidak bisa memasak. Tolong jangan menilai saya tidak mempunyai hati dan tidak bisa menangis. Karena saya perempuan timur !

2 komentar:

Adityar mengatakan...

Perempuan akan selalu jadi perempuan :D
Tulisan mu bagus, Ela

Daniela Putri mengatakan...

makasih tyar.. :)

Posting Komentar