Minggu, 17 Juni 2012

Pallas Athena

Sampai hari ini, saya masih tergila-gila pada Mitologi Yunani. Semua itu memang hanya dongeng. Dan saya adalah pembaca dongeng yang setia. Terutama jika ada tokoh perempuan yang kuat dan perkasa. Tapi bukan berarti saya ini pengikut paham feminisme. Hanya suka saja.

Pallas Athena adalah tokoh yang paling saya kagumi. Mulai dari proses kelahirannya yang tidak biasa, sampai karakter dan kemampuannya. Dia adalah dewi kebujaksanaan dan keterampilan rumah tangga. Menyusun strategi perang dan menenun adalah keahliannya. Tidak ada lagi putra ataupun putri Zeus yang lebih disayangi daripada Athena.

Bagaimana saya tak kagum ? Perempuan ini adalah seorang kesatria perang, tidak suka anak-anak, tapi tak ada yang mengalahkan keindahan kain hasil tenunannya. Sisi maskulin sempurna tanpa harus meninggalkan sisi feminim meski dengan cara yang berbeda dengan dewi-dewi lainnya. Athena adalah salah satu dari 3 dewi yang tercantik, juga salah satu dari dewi perawan. Karena itulah, dia mengutuk salah satu pendetanya yang berhubungan dengan Poseidon menjadi Medusa. Kejam ? Memang. Tapi sangat indah..

Athena selalu bertentangan dengan Poseidon, sang penguasa lautan. Jika terjadi peperangan, mereka selalu ada di pihak yang berbeda. Seperti pada perang Troya, Poseidon memihak pada pasukan Troya dan Athena pada pasukan Yunani. Tapi sudah jelas. Kemenangan akan selalu ada di pihak yang didukung oleh Athena. Mereka juga memperebutkan salah satu kota. Dan, tentu saja Athena yang menang. Hingga saat ini kota itu masih menggunakan nama Sang Dewi Perkasa itu. Memang ini hanya mitos. Tak ada dewa ataupun dewi. Tapi, sosok Athena ini sangat memukau dan pantas untuk diidolakan.

Mengapa saya memilih Athena ? Mengapa bukan Aprodithe, Hera, Artemis, ataupun dewi yang lain ? Saya selalu mengidolakan sosok perempuan yang kuat. Bukan karena saya merasa kuat sebagai seorang perempuan. Justru karena saya selalu merasa kekurangan poin untuk menjadi kuat, maka saya selalu mendambakan sesosok perempuan yang kuat. Meski begitu, ada banyak cerita yang menggambarkan kekejaman seorang Dewi Athena. Tak masalah. Sangat wajar ada sifat kejam dalam diri seorang dewi ataupun penguasa. Itulah kehidupan. Siapa yang kuat, dia yang menang. Siapa yang berkuasa, dialah yang benar.

"Perempuan bukan kuat karena dia cantik. Tapi dia cantik karena dia kuat."

0 komentar:

Posting Komentar