Disini bising
Suara musik kelas dua mendominasi
Alkohol murahan memenuhi meja
Bocah sekolahan yang ingin sembunyi-sembunyi
nakal berhamburan
Lalu apa yang aku lakukan disini?
Mencoba membunuh sepi
mengusir gelisah
atas waktu yang terus berjalan
Membungkam cemburu
atas dia yang sedang bahagia disana
Bersama sehelai kertas lusuh dan pulpen termurah di toko
Aku mencoba untuk berteman
dengan segala hal yang mengerikan namun indah ini
Sambil memahami sesuatu yang jauh dari akal sehat
Di meja sudut sana,
sepasang anak muda sedang berpelukan
saling menularkan kebahagiaan
saling memberikan kasih sayang
seraya mencari penginapan murah
sembari memikirkan alasan terbaik
kepada ibu di rumah karena tidak pulang malam ini
Di dalam ruang 1X2 di belakang sana,
sekelompok pria setengah baya sedang menikmati
belasan botol alkohol
menikmati belaian gadis muda yang sudah mendalami peran sebagai teman yang baik
Sembari tertawa lepas,
sejenak melupakan rengekan istri yang minta tas baru
tangisan anak balita yang tidak pernah peduli waktu dan keadaan yang tepat
waktu membayar utang di kantor yang semakin dekat
Hanya untuk lupa
Di meja tengah,
sekelompok gadis muda
sedang menikmati musik yang mengalun
sambil terpesona pada penyanyi pria
yang sedang tersenyum ke arah mereka
Di tengah cekikikan geli, tetap ada satu orang aneh
yang tak peduli karena terlalu sibuk dengan
foto mana yang akan di publish di akun media sosial
Di luar ruangan,
ada seorang pria yang masih
sibuk bercerita tentang bahan jualan
pada kliennya yang bahkan sudah terlalu bosan
Ya, laki" itu sudah berbicara sejam penuh tanpa jeda
Disini, di tempat ini
ada nafsu, penderitaan, sepi, keserakahan, iri hati
Dan tetap saja ada cinta, bahagia, tulus hati, keteguhan, kedisiplinan
Di balik tempat yang terlihat kumuh dan kotor
akan selalu ada surga
Karena surga tak pernah sejauh langit.
Dia ada dimanapun orang yang mencarinya berada.
Day 3
Sabtu, 19 Oktober 2019
Jumat, 18 Oktober 2019
Dunia
Hai Dunia!
Mari berbincang-bincang tentang cinta
bersama dengan Sang Penulis yang membuat segalanya ada
Dunia,
Cinta adalah tentang rasa
Rasa sakit yang membuat candu
Rasa rindu yang menyiksa
Rasa bahagia yang membuat lupa
Rasa pahit yang tetap manis
Dunia,
cinta adalah karunia
Dia tak dapat dibeli ataupun diminta
Hanya bisa kau dapatkan ketika Sang Penulis yang memberinya
Dan Sang Penulis adalah cinta itu sendiri
Dia selamanya indah
Maka cintapun sudah seharusnya
adalah selamanya indah
dan sepantasnya baik
Mengapa, Dunia?
Mengapa dia membunuh karena cinta?
Dia membenci karena cinta
Dia merusak karena cinta
Dia menyakiti karena cinta
Seperti itukah seharusnya cinta?
Dunia,
Kamu lihat di sebelah Utara sana?
Mereka dua kutub utara yang sedang tertawa bahagia
Saling memberikan cinta yang adalah tertolak dalam hukum sains
Sains menolak, orang mencibir
Inginku berkata bahwa tak ada yang mustahil
Tapi aku hanya diam
Karena mereka tak tahu, bahwa yang tertolak adalah pahlawan bagi ketulusan
Lihatlah, Dunia!
Disebelah Barat ada mereka yang harus pergi
tak butuh pengakuan
membuang segala kemapanan
mengacuhkan sumpah serapah
hanya untuk bersama
hanya ingin bahagia
Orang yang berkata bodoh, tak sadar kalau bahagia adalah kemapanan yang sebenarnya
Hei Dunia!
Kamu lihat di Timur sana?
Orang berkata dia gila, karena meninggalkan surga demi cinta
Bagaimana orang bisa memisahkan antara surga dan cinta?
Bukankah cinta adalah surga itu sendiri?
Tanpa cinta, takkan ada surga
Takkan ada bahagia tanpa cinta
Tolong, jangan biarkan orang merusak surga!
Dunia,
coba simak dia yang di Selatan sana!
Dia berjalan berkeliling sendirian
Orang mencibir bahwa dia tak punya cinta
Tanpa sadar, bahwa dia membagi cinta pada semua orang
Yang mencibir, tak melihat bahwa dia menyuapi semua orang tanpa kecuali
Meski sendiri, tak berarti tak punya cinta
Meski sepi, tak berarti hatinya kosong
Bukankah sepi adalah guru terbaik dari setia?
Dunia, sayang!
Buka matamu
setinggi langit dan sedalam lautan
dalam terangnya mentari dan gelapnya malam
Biarkan Sang Penulis datang,
dan akan kau dapatkan cinta itu.
Percayalah, Sang Penulis akan selalu ada bersama yang berjuang.
Mari berbincang-bincang tentang cinta
bersama dengan Sang Penulis yang membuat segalanya ada
Dunia,
Cinta adalah tentang rasa
Rasa sakit yang membuat candu
Rasa rindu yang menyiksa
Rasa bahagia yang membuat lupa
Rasa pahit yang tetap manis
Dunia,
cinta adalah karunia
Dia tak dapat dibeli ataupun diminta
Hanya bisa kau dapatkan ketika Sang Penulis yang memberinya
Dan Sang Penulis adalah cinta itu sendiri
Dia selamanya indah
Maka cintapun sudah seharusnya
adalah selamanya indah
dan sepantasnya baik
Mengapa, Dunia?
Mengapa dia membunuh karena cinta?
Dia membenci karena cinta
Dia merusak karena cinta
Dia menyakiti karena cinta
Seperti itukah seharusnya cinta?
Dunia,
Kamu lihat di sebelah Utara sana?
Mereka dua kutub utara yang sedang tertawa bahagia
Saling memberikan cinta yang adalah tertolak dalam hukum sains
Sains menolak, orang mencibir
Inginku berkata bahwa tak ada yang mustahil
Tapi aku hanya diam
Karena mereka tak tahu, bahwa yang tertolak adalah pahlawan bagi ketulusan
Lihatlah, Dunia!
Disebelah Barat ada mereka yang harus pergi
tak butuh pengakuan
membuang segala kemapanan
mengacuhkan sumpah serapah
hanya untuk bersama
hanya ingin bahagia
Orang yang berkata bodoh, tak sadar kalau bahagia adalah kemapanan yang sebenarnya
Hei Dunia!
Kamu lihat di Timur sana?
Orang berkata dia gila, karena meninggalkan surga demi cinta
Bagaimana orang bisa memisahkan antara surga dan cinta?
Bukankah cinta adalah surga itu sendiri?
Tanpa cinta, takkan ada surga
Takkan ada bahagia tanpa cinta
Tolong, jangan biarkan orang merusak surga!
Dunia,
coba simak dia yang di Selatan sana!
Dia berjalan berkeliling sendirian
Orang mencibir bahwa dia tak punya cinta
Tanpa sadar, bahwa dia membagi cinta pada semua orang
Yang mencibir, tak melihat bahwa dia menyuapi semua orang tanpa kecuali
Meski sendiri, tak berarti tak punya cinta
Meski sepi, tak berarti hatinya kosong
Bukankah sepi adalah guru terbaik dari setia?
Dunia, sayang!
Buka matamu
setinggi langit dan sedalam lautan
dalam terangnya mentari dan gelapnya malam
Biarkan Sang Penulis datang,
dan akan kau dapatkan cinta itu.
Percayalah, Sang Penulis akan selalu ada bersama yang berjuang.
Kamis, 17 Oktober 2019
Kamis
Hai Kamis!
Lama tak kulihat pagimu
Aku terlalu sibuk bergaul dengan malam
Terlalu cinta pada gelap
Yang akan segera mengusirmu
Dan membiarkan Jumat datang menggantikanmu
Hai Kamis!
Jangan marah!
Bukan berarti aku tak sayang
hanya karena kulewatkan mentari pagimu
Bukan berarti tak cinta
karena tak kunikmati terik panasmu
Bukan berarti aku lupa
jika tak kusapa kau di luar dari kamar yang selamanya gelap
Bukan berarti aku benci
jika hanya kulewati bagianmu dengan membunuh
Ya Kamis!
Aku datang padamu saat ini
Dengan lingkaran mata tebal
yang dilapisi 2 jenis foundation
Dengan seribu makian sumpah serapah
karena kehilangan bintang
Dengan glukosa yang melimpah
berkat kopi yang kuminum
Dengarlah, Kamis!
Hari ini aku membunuh puluhan kali
Dan kudapatkan penghargaan karena itu
Aneh bukan? Membunuh ternyata dihargai
Ssst. Jangan ribut, aku kenal banyak orang yang kaya karena membunuh
Aku membunuh dengan panah, pedang, dan sihir
Mereka tak bisa menghindar dari bidikan panahku
Mereka tak bisa menghalau tajamnya sabitan pedangku
Mereka tak bisa lari ketika kuhisap darah mereka dengan sihir
Tapi Kamis!
Aku tetap bersedih
Meski membunuh banyak orang,
aku tetap tak bisa menang
Karena hidup bukan tentang pencapaian sendiri
Tapi juga tentang orang lain
Di sisimu ada orang yang egois
dan pada lawanmu ada yang pengertian
Di sisimu ada orang baik yang tak bisa membunuh
tapi lawanmu adalah tim pembunuh yang sadis
Apalah artinya jika hanya kaya sendiri?
Aku sedang menghadapi mereka yang berkecukupan bersama
Tahukah kamu, Kamis?
Mereka akhirnya menang
Siapapun lawannya akan menang
Karena mereka bersama dan aku sendirian
Dan akhirnya emas dan berlian takkan ada gunanya
Karena hidup adalah tentang menang dan kalah
Adalah tentang kerja sama dan pertemanan
Bukankah manusia tak bisa hidup sendiri?
Maafkan, Kamis!
Aku datang dengan perasaan bersedih
Aku terlalu sibuk bercerita tentang kekalahan
Tentang hilangnya bintang yang begitu sulit kukumpulkan
Terima kasih, Kamis!
Kau menyimak semua kekesalanku
yang pastinya tak penting untukmu
Yang tak seberapa dibanding orang lain
Yang tak ada artinya dengan pemujamu yang lain
Inilah aku, Kamis!
Apapun yang orang lain katakan,
inilah caraku mencintaimu
Caraku menjalani peran darimu
Hei! Jumat sudah bersiap-siap untuk datang
Akankah dia akan membantuku mendapatkan
semua bintang yang hilang?
Mungkin, ya. Bisa jadi, tidak.
30DWC Day 1
Lama tak kulihat pagimu
Aku terlalu sibuk bergaul dengan malam
Terlalu cinta pada gelap
Yang akan segera mengusirmu
Dan membiarkan Jumat datang menggantikanmu
Hai Kamis!
Jangan marah!
Bukan berarti aku tak sayang
hanya karena kulewatkan mentari pagimu
Bukan berarti tak cinta
karena tak kunikmati terik panasmu
Bukan berarti aku lupa
jika tak kusapa kau di luar dari kamar yang selamanya gelap
Bukan berarti aku benci
jika hanya kulewati bagianmu dengan membunuh
Ya Kamis!
Aku datang padamu saat ini
Dengan lingkaran mata tebal
yang dilapisi 2 jenis foundation
Dengan seribu makian sumpah serapah
karena kehilangan bintang
Dengan glukosa yang melimpah
berkat kopi yang kuminum
Dengarlah, Kamis!
Hari ini aku membunuh puluhan kali
Dan kudapatkan penghargaan karena itu
Aneh bukan? Membunuh ternyata dihargai
Ssst. Jangan ribut, aku kenal banyak orang yang kaya karena membunuh
Aku membunuh dengan panah, pedang, dan sihir
Mereka tak bisa menghindar dari bidikan panahku
Mereka tak bisa menghalau tajamnya sabitan pedangku
Mereka tak bisa lari ketika kuhisap darah mereka dengan sihir
Tapi Kamis!
Aku tetap bersedih
Meski membunuh banyak orang,
aku tetap tak bisa menang
Karena hidup bukan tentang pencapaian sendiri
Tapi juga tentang orang lain
Di sisimu ada orang yang egois
dan pada lawanmu ada yang pengertian
Di sisimu ada orang baik yang tak bisa membunuh
tapi lawanmu adalah tim pembunuh yang sadis
Apalah artinya jika hanya kaya sendiri?
Aku sedang menghadapi mereka yang berkecukupan bersama
Tahukah kamu, Kamis?
Mereka akhirnya menang
Siapapun lawannya akan menang
Karena mereka bersama dan aku sendirian
Dan akhirnya emas dan berlian takkan ada gunanya
Karena hidup adalah tentang menang dan kalah
Adalah tentang kerja sama dan pertemanan
Bukankah manusia tak bisa hidup sendiri?
Maafkan, Kamis!
Aku datang dengan perasaan bersedih
Aku terlalu sibuk bercerita tentang kekalahan
Tentang hilangnya bintang yang begitu sulit kukumpulkan
Terima kasih, Kamis!
Kau menyimak semua kekesalanku
yang pastinya tak penting untukmu
Yang tak seberapa dibanding orang lain
Yang tak ada artinya dengan pemujamu yang lain
Inilah aku, Kamis!
Apapun yang orang lain katakan,
inilah caraku mencintaimu
Caraku menjalani peran darimu
Hei! Jumat sudah bersiap-siap untuk datang
Akankah dia akan membantuku mendapatkan
semua bintang yang hilang?
Mungkin, ya. Bisa jadi, tidak.
30DWC Day 1
Langganan:
Postingan (Atom)