Rabu, 20 Februari 2013
KAKAK
Ketika aku sudah berani melawanmu. Ketika aku sudah memilih jalanku sendiri. Ketika aku memaksa diriku untuk merdeka. Ketika tangan kita tak lagi bersentuhan. Ketika memalingkan muka menjadi sapaan. Ketika senyum berganti cibiran. Ketika dahaga tak terpenuhi lagi. Ketika kata dilawan dengan diam. Ketika power tak lagi berarti. Ketika tempat sampah berubah menjadi panggung. Ketika rasa sayang berubah menjadi dominasi. Ketika buku menjadi alat pemikat. Ketika diam menjadi alasan. Ketika mengalah dikata lari. Ketika menyapa menjadi ketidaksopanan. Ketika mendengar menjadi bicara. Saat itulah kau bisa melihat kalau aku adalah adikmu yang sebenarnya.
Untitled
"Kalau kau membuat perempuan tertawa, berarti dia menyukaimu. Kalau kau membuat perempuan menangis, berarti dia mencintaimu" *kutipan
Ya. Kata-kata itu tak salah. Pada dasarnya, perempuan memang suka disakiti. Bukan rasa sakitnya. Tapi sensasi setelah rasa sakit itu. Sensasi kau akan datang meminta maaf padanya dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Maaf itu akan kau dapatkan. Tapi kau akan pergi dan mengulang kesalahan yang sama dan kembali meminta maaf. Dan perempuan akan kembali menangis dan memberikan maaf padamu. Kalau begini, entah siapa yang lebih bodoh daripada keledai.
Kue Dari Tanganmu, Manis
Kumakan sedikit demi sedikit kue di tanganku. Itu seperti bisa bermain di laut padahal tak bisa berenang. Itu seperti bisa merokok padahal tak mampu membelinya. Itu seperti memetik buah pertama dari pohon yang bertahun-tahun sudah ditanam. Itu seperti ditraktir makan setelah seharian belum makan. Itu seperti bermain hujan ketika musim kemarau panjang. Itu seperti bisa tidur nyenyak setelah beraktifitas seharian. Seperti itu rasanya kue dari tanganmu, Manis.
Barrang Lompo, 16/02/2013
Saya Butuh Rokok
Bayangkan kau berada di sebuah pulau tak berpenghuni. Air lautnya jernih. Tak ada sampah apapun disana. Pasir pantainya putih dan halus seperti terigu. Hari sudah sore. Mahkota mega sudah mulai menampakkan dirinya. Kau memutuskan untuk berenang sambil menikmati senja yang akan datang. Kau sangat senang. Kau berenang sampai kau kelelahan. Ketika mega sudah mulai memudar, kau pun ngantuk. Kau berbaring di atas pasir. Hampir saja kau tertidur hingga kawanan burung melintasi langit. Kau pun memutuskan menyapa mereka. Kegelapan mulai datang ketika kawanan burung selesai melintasi langit di hadapanmu. Kau mulai sadar kalau kau sendirian. Kau pun berkata, "Saya butuh rokok."
Langganan:
Postingan (Atom)