Judul Buku : Cracking Da Vinci's Code
Penulis : James L. Garlow/Peter Jones
Penerbit : BIP Kelompok Gramedia
Jenis Buku : Psychology/Religious Inspiration
Kontroversi semakin berkembang sejalan dengan penjualan novel best-seller "The Da Vinci's Code". Buku karangan James L. Garlow dan Peter Jones ini hadir untuk membantah dan membongkar kebohongan-(katanya) yang disajikan oleh Dan Brown dalam novelnya.
Dengan bahasa yang populer dan mudah dimengerti, penulis mampu mengungkapkan antitesanya terhadap novel sejarah yang sangat populer itu. Dengan hadirnya "The Da Vinci Code", ada banyak pertanyaan-pertanyaan seputar iman kristiani yang muncul. Penulis pun hadir dan menjawab pertanyaan itu dengan berdasarkan pada isi Alkitab dan beberapa buku lainnya.
Buku ini menarik karena penggalan-penggalan teks yang ada pada novel milik Brown itu tetap dikutip. Jadi, mudah dibandingkan dengan isi Alkitab yang menjadi pembandingnya. Seperti halnya "The Da Vinci Code", buku ini sangat banyak membahas masalah keperempuanan. Dalam tiga bab pertama, penulis memaparkan hasil analisisnya tentang keperempuanan suci versi Brown. Menurut penulis, tuduhan Brown terhadap Alkitab yang anti seks adalah salah besar. Karena, Alkitab dengan sangat jelas mengatur tentang pernikahan suci.
Juga tentang gereja perdana, dosa asal, Injil-injil gnostik, dan simbol-simbol banyak disinggung dalam buku ini. Novel "The Da Vinci Code" karya Dan Brown memang sangat kontroversial. Hingga membuat banyak orang terpelajar menulis buku baik itu pro maupun kontra terhadap novel tersebut. Sungguh, ini merupakan permainan antitesa yang sangat menarik.
"Mengapa kau menganggap fiksi itu adalah fakta sejarah? Mungkin besok sebelum ujian, kau akan membaca novel dulu." Itu adalah kutipan ucapan dari Evan kepada Carrie (tokoh rekaan dalam buku ini)-penulis membuatkan sebuah cerita yang menuntun kepada pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab. Saya suka kalimat ini. Tentunya fiksi tak bisa dijadikan landasan teori. Tapi, saya pernah membaca satu kutipan teks yang sangat menarik. "Sastra berbicara tentang kehidupan. Fakta bisa dimanipulasi tapi kehidupan akan tetap seperti apa adanya." Selamat Membaca !
Minggu, 28 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
resensinya keren..salut ela ^^
Posting Komentar